Mengenal Habitus: Bagaimana Sosialisasi Membentuk Tindakan dan Pikiran Kita

 Mengenal Habitus: Bagaimana Sosialisasi Membentuk Tindakan dan Pikiran Kita

Sejarah Konsep Habitus

Konsep habitus telah ada sejak zaman Yunani kuno, tetapi pemikirannya dikembangkan lebih lanjut oleh Pierre Bourdieu, seorang sosiolog Prancis yang lahir pada tahun 1930. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Aristoteles untuk merujuk pada kebiasaan atau karakter moral yang dipupuk melalui latihan dan pendidikan. Dalam sosiologi modern, konsep ini menjadi terkenal melalui karya-karya Bourdieu, terutama dalam bukunya yang berjudul "Outline of a Theory of Practice" (1977).

Pengertian Habitus Menurut Bourdieu

Menurut Bourdieu, habitus adalah kebiasaan dan cara berpikir yang dipelajari seseorang melalui interaksi sosial mereka. Habitus ini terbentuk dari pengalaman hidup dan sejarah sosial individu, mencerminkan posisi mereka dalam masyarakat. Habitus tidak hanya mempengaruhi tindakan seseorang tetapi juga cara mereka memahami dunia sekitar.

Bourdieu menggambarkan habitus sebagai kebiasaan yang terbentuk oleh lingkungan sosial kita dan juga membantu membentuk lingkungan itu. Habitus bekerja secara tidak sadar, sehingga tindakan kita terlihat alami dan spontan, meskipun sebenarnya sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial kita.

Karakteristik Utama Habitus:

1. Diperoleh melalui Sosialisasi: Habitus terbentuk sejak dini melalui interaksi dengan keluarga, pendidikan, dan lingkungan sosial.

2. Tahan Lama dan Adaptif: Meskipun habitus cenderung stabil, ia dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi sosial.

3. Tidak Disadari: Habitus bekerja pada tingkat bawah sadar, mempengaruhi tindakan dan persepsi tanpa disadari oleh individu.

4. Mereproduksi Struktur Sosial: Habitus membantu mereproduksi struktur sosial dengan mempertahankan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.

Contoh Teori Habitus dalam Praktik:

Salah satu contoh terkenal dari penerapan teori habitus adalah dalam analisis sistem pendidikan. Bourdieu berargumen bahwa latar belakang sosial berpengaruh besar pada kesuksesan pendidikan. Misalnya, anak-anak dari keluarga berpendidikan tinggi memiliki habitus (kebiasaan) yang lebih sesuai dengan norma dan nilai sekolah, sehingga mereka cenderung lebih berhasil secara akademis dibandingkan dengan anak-anak dari latar belakang sosial yang kurang berpendidikan.

Kesimpulan

Habitus adalah konsep penting dalam pemikiran sosiologis Pierre Bourdieu yang membantu menjelaskan bagaimana struktur sosial mempengaruhi tindakan individu. Melalui proses sosialisasi, habitus membentuk cara kita berpikir, merasa, dan bertindak, serta membantu mereproduksi struktur sosial yang ada. Konsep ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana ketidaksetaraan sosial dipertahankan dan bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka.

Referensi:

1. Bourdieu, Pierre. Outline of a Theory of Practice. Cambridge University Press, 1977. 

2. Bourdieu, Pierre. Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste. Harvard University Press, 1984.

3. Bourdieu, Pierre. The Logic of Practice. Stanford University Press, 1990.


Untuk memahami lebih dalam tentang habitus dan teori Bourdieu, referensi di atas dapat dibaca lebih lanjut. 


Komentar