GADGET MEMBENTUK KARAKTERISTIK ANAK, PERAN OTANG TUA SANGAT PENTING!!!

 


GADGET MEMBENTUK KARAKTERISTIK ANAK

Perkembangan teknologi sudah semakin pesat, buakn menjadi hal baru lagi melibatkan gudget ataupun perangkat teknologi lain dalam mendidik anak. Generasi Alpha merupakan generasi yang dari lahir sudah familiar dengan teknologi. Mereka lahir ditengah gemerlap dan bersinarnya teknologi pada tahun setelah 2010 – 2020-an. Tidak dapat disanggahkan bahwa mereka sudah bersahabat dekat dengan teknologi sejak awal perkembangan mereka.  

Bukan hal baru lagi melibatkan teknologi dalam membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Gadget merupakan salah satu bertuk dari teknologi. Tidak jarang orang tua mempercayakan sepenuhnya dengan benda kotak tak benyawa ini (Gadget) agar dapat menghilangkan ke tamtruman anak.

Ini masalahnya, kepercayaan orang tua kepada gadget sebagai penenang anak membuat anak ketergantungan dengan gadget. Di lansir dari jurnal Subarkah (Subarkah, 2019) bahwa  pengunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan anak, anak akan mengalami kesulitan dalam konsentrasi, rawan akan tindakan sosial, perilaku anak, dan juga terganggunya fungsi otak pada anak.

Menjadi pertanyaan besar dalam otak saya. Jika anak mengoperasikan gadget secara terus-meneruh, bisakah karakter anak dibentuk oleh gadget?

Jawabannya BISA.

Anak-anak yang banyak menghabiskan waktunya di depan layar gadget memiliki interaksi sosial dan komunikasi yang lebih sedikit dengan teman sebaya dan keluarga. Selain itu, konten yang dikonsumsi juga mempengaruhi emosi, perilaku, dan perkembangan keterampilan kognitif, karena terlalu banyak anak menatap layar dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk aktivitas yang merangsang otak seperti membaca, bermain di luar, atau aktivitas kreatif lainnya.

Dampak gadget terhadap karakter anak menarik para peneliti dan pakar kesehata dan hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, termasuk interaksi sosial, perkembangan emosi, dan keterampilan kognitif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi karakter anak dengan cara yang tidak diinginkan.

Pertama, penggunaan gadget dapat mempengaruhi interaksi sosial anak-anak. Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar cenderung memiliki interaksi sosial yang lebih sedikit dengan teman sebaya dan keluarga. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam "Journal of Family Psychology" menyebutkan bahwa anak-anak yang menggunakan gadget secara berlebihan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang interaksi sosialnya lebih banyak terjadi secara langsung. Penelitian ini menunjukkan bahwa waktu layar yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan anak untuk membaca isyarat sosial dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain (Radesky, Schumacher, & Zuckerman, 2015).

Selain itu, konten yang dikonsumsi melalui gadget dapat mempengaruhi perilaku dan emosi anak-anak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam "Pediatrics" menemukan bahwa anak-anak yang terpapar konten kekerasan melalui video game atau media sosial lebih mungkin menunjukkan perilaku agresif dan mengalami peningkatan kecemasan. Studi ini menunjukkan adanya hubungan antara paparan media kekerasan dan peningkatan perilaku agresif serta penurunan empati pada anak-anak (Gentile et al., 2014).

Penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Menurut sebuah artikel dalam "JAMA Pediatrics," anak-anak yang menghabiskan lebih dari dua jam per hari di depan layar memiliki nilai akademis yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang waktu layarnya lebih sedikit. Artikel tersebut menyatakan bahwa terlalu banyak waktu layar dapat mengganggu konsentrasi anak dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk aktivitas yang merangsang otak seperti membaca, bermain di luar, atau aktivitas kreatif lainnya (Twenge & Campbell, 2018).

Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif, penting bagi orang tua untuk memantau dan mengatur penggunaan gadget oleh anak-anak mereka. Menetapkan batasan waktu layar, memilih konten yang sesuai dan edukatif, serta mendorong aktivitas offline yang sehat dan bervariasi adalah langkah-langkah yang dapat diambil. Selain itu, orang tua perlu menjadi teladan dalam penggunaan gadget yang bijak untuk membantu anak-anak mengembangkan disiplin diri dan pengendalian diri.

Dalam kesimpulan, penggunaan gadget dapat mempengaruhi karakter anak dengan berbagai cara. Dampak negatif seperti berkurangnya interaksi sosial, peningkatan perilaku agresif, dan penurunan kemampuan kognitif dapat diminimalkan dengan pengawasan dan panduan yang tepat dari orang tua. Dengan pendekatan yang bijak, gadget dapat menjadi alat yang berguna untuk mendukung perkembangan anak secara keseluruhan.

Referensi:

Gentile, D. A., Reimer, R. A., Nathanson, A. I., Walsh, D. A., & Eisenmann, J. C. (2014). Protective Effects of Parental Monitoring of Children's Media Use: A Prospective Study. *Pediatrics, 134*(6), e1157-e1165.

Radesky, J. S., Schumacher, J., & Zuckerman, B. (2015). Mobile and Interactive Media Use by Young Children: The Good, the Bad, and the Unknown. *Journal of Family Psychology, 29*(1), 1-6.

Twenge, J. M., & Campbell, W. K. (2018). Associations between screen time and lower psychological well-being among children and adolescents: Evidence from a population-based study. *JAMA Pediatrics, 172*(5), 417-423.

 

Komentar